Gunawan Sinopsis – Sinopsis Film Ghost in The Shell 2017 | Berlatar di abad ke-21, Ghost in The Shell mengisahkan Mayor Mira seorang android dengan kesadaran manusia generasi pertama yang berhasil diciptakan. Karena kemampuan serbu sangat efektif dan juga masih memiliki kemampuan berpikir yang manusiawi, Mayor Mira ditunjuk menjadi pimpinan pasukan khusus anti teroris yang bernama Departemen Pertahanan Section 9.
Sinopsis Film Ghost in The Shell 2017 |
Penggunaan android untuk membantu kegiatan manusia telah dimulai sejak awal abad ke-21, hingga jumlahnya kini menyamai populasi manusia, bahkan lebih. Android yang bergantung pada program yang mengendalikannya tidak dibenarkan untuk melukai manusia, hingga terjadi insiden penyergapan teroris yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Section 9 di sebuah bar yang dihadiri oleh salah satu staff presiden dan pihak utusan dari Hanka Robotics.
Tags : alur cerita ghost in the shell, durasi film ghost in the shell, anime ghost in the shell sub indo, sinopsis smurfs the lost village, sinopsis ghost in the shell 2017, sinopsis film ghost korea, durasi ghost in the shell, sinopsis shut in.
Mayor Mira dihadapkan dengan kejadian aneh saat proses penyergapan, dimana android Geisha (robot pelayan) tidak melayani dan melindungi tamunya dari serangan teroris. malah mengakses data dari salah seorang utusan Hanka Robotics –sebuah perusahaan robot dunia yang berperan dalam era dunia cyber– saat penyergapan berlangsung.
Informasi Film Ghost In The Shell 2017 :
Judul : Ghost In The Shell
Genre : Action, Drama, Sci-Fi
Skenario : Jonathan Herman, Jamie Moss
Sutradara : Rupert Sanders
Rumah Produksi : DreamWorks SKG, Grosvenor Park Production,
Distributor Film : Paramount Pictures
Tanggal Rilis : 31 Maret 2017 (USA)
Negara Asal : Amerika
Bahasa : Inggris
Daftar Pemeran Film Ghost In The Shell 2017 :
Scarlett Johansson sebagai Mayor Mira/Motoko Kusanagi
Juliette Binoche sebagai Dr. OueletTakeshi Kitano sebagai Pemimpin Dephan Secsion 9
Anamaria Marinca sebagai Dr. Dahlin
Pilou Asbaek sebagai Batou
Michael Pitt sebagai Hideo Kuze
Chin Han sebagai Togusa
Peter Ferdinando sebagai Cutter
Danusia Samal sebagai Ladriya
Official Teaser Trailer :
Latar kota yang menyakitkan mata
Berlatar di abad ke-21, setiap sudut kota diceritakan telah berubah drastis menjadi berbagai pertunjukkan 3 dimensi. Pusat kota benar-benar dipenuhi oleh tampilan-tampilan digital layaknya papan iklan yang menutupi hampir seluruh bangunan, promosi barang/hewan yang melintas di tengah jalan, orang-orang memakai suatu perangkat di kepala mereka sehingga wajah mereka tertutupi oleh tampilan perangkat yang lebih nampak seperti helm, android pekerja yang mirip dengan manusia di kawasan pasar, dan hal-hal lain yang menurut saya terlalu berlebihan. Sepertinya, kru film ini ingin menyajikan latar yang se-futuristik mungkin dengan tampilan se-modern mungkin.
Keriuhan kota yang benar-benar memicu stress |
Mister, sederhana belum tentu buruk dan berlebihan belum tentu memuaskan. Latar yang sederhana tak jarang jauh lebih efektif dari pada latar yang dilebih-lebihkan. Hanya gang-gang kecil yang luput dari perangkat digital dan mungkin satu-satunya tempat dimana para tokoh bisa mendamaikan jiwa mereka.
Kesan pertama saya akan film ini di menit-menit awal adalah : “Terlalu banyak sampah digital di kota!”
Bad armor design and wierd behavior
Pertama kali saya menyaksikan cuplikan film ini di youtube, saya pikir Scarlett akan tampil seperti telanjang dalam film ini. kebetulan, saya pernah menyaksikan versi animenya dimana episode pertamanya begitu tampil brutal sekaligus vulgar. Tapi mohon untuk tidak berburuk sangka, bukan maksud saya ingin menyaksikan Scarlett telanjang. Maksud saya begini, ketika Scarlett –Mayor Mira– memantau situasi atau sedang dalam keadaan tidak bertugas, ia memakai pakaian secara lengkap. Tapi saat ia beraksi, ia menanggalkan semua pakaiannya dan menyisakan armor tipis yang memiliki efek tak terlihat bagi si pengguna.
Ok, sepertinya Scarlett ingin berenang |
Biasanya, orang akan menggunakan armor penuh saat ia beraksi, bahkan ada yang sampai mengenakan pelindung tambahan untuk badannya. Namun berbeda dengan karakter ini, ia malah menyisakan pakaian elastis yang meski memiliki fungsi yang bagus tetap terlihat aneh bagi saya.
Simak juga : Sinopsis Film Kong: Skull Island
Bukankah akan lebih bagus jika armor tembus pandang tersebut berupa seragam ketat yang biasa ia –Scarlett– gunakan saat memerankan Black Widow dalam Marvel The Avengers. Apakah kru film ingin menampilkan keseksian tubuh Scarlett –yang malah terlihat gemuk dengan armor tersebut– atau ingin mendekati beberapa adegan yang ada di versi animenya?
Kesan kedua : “What the f*ck?!”
Gagal menampilkan tema Ghost in The Shell
Seperti kita ketahui, bahwa Mayor Mira ini adalah manusia, meskipun seluruh tubuhnya digantikan oleh organ robotik. Sang antagonis pun tidak berbeda, hanya saja ia tercipta tidak sempurna dan memiliki banyak bug bahkan saat ia berkomunikasi. Lalu, dimanakah bagian ghost-nya? Mereka bukanlah robot seutuhnya, mereka separuh manusia. Jadi, wajar jika mereka tidak mengikuti program atau perintah tertentu yang mungkin akan dilaksanakan oleh robot dan android tanpa protes. Apakah sebuah bug dalam ingatan Mayor Mira yang memvisualisasikan hal-hal yang tidak pernah ia lihat atau alami merupakan bagian ghost-nya?
They are all humans! |
Apa yang saya tangkap mengenai tema “Ghost in The Shell” adalah ketika sebuah program tidak mengikuti perintah yang disematkan padanya, atau mungkin sebuah pemikiran buatan (AI). Namun dalam film ini, tidak ada satupun yang "mengenai" sasaran dari tema tersebut. Ada pula film lain yang se-tema adalah I Robot yang diperankan oleh Will Smith. Film yang tayang pada tahun 2004 benar-benar menunjukkan tema Ghost in The Shell yang sesungguhnya. Di mulai dari kasus bunuh diri Prof. Albert Lanning hingga kemunculan sosok robot bernama Sonny yang mampu bermimpi layaknya manusia. Film ini menunjukkan bahwa terdapat sesuatu hal di luar kabel dan mesin dalam sebuah robot atau sebuah program yang tidak bisa dijelaskan. Entah bagaimana dan darimana awalnya, robot atau progam berevolusi menciptakan perintah serta aturan baru bagi manusia tanpa ada yang menginput-nya. Karena fenomena tersebut tidak dapat dijelaskan, prof. Lanning menyatakan bahwa ada hantu di dalam sebuah mesin. Dan juga dalam salah satu adegan, dimana Mayor Mira harus dinonaktifkan –dihapus ingatannya– mirip dengan adegan dalam film I Robot dimana dr. Susan Calvin harus menonaktifkan Sonny karena memiliki perilaku yang “menyimpang”.
Dialog yang terlihat konyol
Pimpinan dari Departemen Pertahanan Section 9 adalah sorang laki-laki paruh baya berkewarganegaraan Jepang. Ia menggunakan bahasa Jepang untuk berkomunikasi. Bukannya menggunakan bahasa yang sama saat berkomunikasi dengan pemimpinnya, para prajurit bawahannya –termasuk Mayor Mira– tetap menggunakan bahasa Inggris. Akhirnya, dialog ini terlihat sangat rancu dan konyol.
Hal ini mengingatkan saya ketika duduk di bangku kuliah, dimana saya adalah mahasiswa dari kota Garut -dengan bahasa sehari-hari memakai bahasa Sunda- yang tidak terlalu lancar berbahasa Indonesia. Ada mahasiswa -sahabat saya- yang berasal dari kota Depok yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Ketika kami berkomunikasi, tidak ada satu pun yang mau mengalah. Alhasil ketika kami berbincang-bincang, kami menggunakan dua bahasa yang berbeda, contohnya saat kami berbincang mengenai tugas kuliah :Saya : “Na, tugas analisis vektor anggeus can?”Dona (nama disamarkan) : “Belum, loe udah?”Saya : “Beuh, sugan teh geus beres. Tadina urang rek niron ka didinya.”Dona (nama disamarkan) : “Sama kali gue juga belum. Loe nyontek tugas si Dani aja, ntar kalo udah, gue nyalin punya loe!”
Rating :
Story ----- 7,3
Graphic ----- 7,5
Sound and Music ----- 7,8
Plot ----- 7,5
Mengingat film ini merupakan adaptasi dari sebuah manga dan anime Jepang, seharusnya sang sutradara mampu untuk konsisten dalam memilih latar belakang cerita. Bila sang sutradara ingin menetapkan negara Jepang sebagai latar ceritanya, maka gunakanlah para pemain-pemain oriental atau aktor/aktris yang berasal dari Jepang dan berkomunikasi dengan bahasa Jepang. Namun bila latar cerita ingin dirubah ke negara Amerika, maka kosongkan unsur-unsur negara Jepangnya –beli lisensi film secara penuh. Jangan campuradukkan dua negara dengan budaya dan komunikasi berbeda dalam satu latar film yang sama sehingga membuat penonton kebingungan dengan identitas film. Mohon maaf untuk para kru film yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan film ini, dengan berberat hati saya katakan bahwa film ini merupakan salah satu film terburuk di tahun 2017.