Sinopsis Film The Autopsy of Jane Doe 2016

Sinopsis hari ini membahas film berjudul The Autopsy of Jane Doe 2016 yang bercerita tentang Tony dan Austin Tilden yang merupakan seorang ayah dan anak yang bekerja sebagai petugas otopsi jenazah. Suatu malam, mereka menerima jenazah wanita misterius tanpa identitas. Ia hanya dikenal sebagai Jane Doe. 

Tags : sinopsis film the autopsy of jane doe, akhir cerita the autopsy of jane doe, spoiler the autopsy of jane doe, review film the autopsy of jane doe, sinopsis the autopsy of jane doe indonesia, review film the autopsy of jane doe indonesia, spoiler film the autopsy of jane doe, autopsy of jane doe sinopsis, the autopsy of jane doe review indonesia.

Sinopsis Film The Autopsy of Jane Doe 2016

Dari luar tidak tampak apa dan bagaimana wanita ini tewas. Tidak ada bekas luka, tanda memar, maupun tanda-tanda keracunan. Namun, tulang pergelangan tangan dan kakinya remuk tanpa ada bekas luka apapun. Semakin lama mereka meneliti tubuh Jane, semakin banyak mereka menemukan kejanggalan, seperti lidah terpotong, darah segar yang masih mengalir, juga paru-paru yang terbakar. Puncaknya, saat pembedahan dimulai, mereka menemukan gambar sejenis tato tergambar dilapisan kulit bagian dalam dari Jane. Apa yang sebenarnya terjadi pada wanita tersebut? Bagaimana caranya tato aneh bisa tergambar di tempat seperti itu?  

Informasi Lengkap Film The Autopsy of Jane Doe 2016 :  

Judul : The Autopsy of Jane Doe
Info film: Rilis 21 Desember 2016
Sutradara: André Øvredal
Produser: Rory Aitken, Fred Berger
Produksi: 42, IM Global, Impostor Pictures
Distributor: IFC Films
Genre: Horror
Durasi : 99 menit  

Daftar Pemain Film The Autopsy of Jane Doe 2016 :  

Emile Hirsch
Olwen Catherine Kelly
Ophelia Lovibond
Brian cox
Michael McElhatton
Jane Perry
Parker Sawyers  

Official Teaser Trailer :
 

Jujur saja, judul film ini membuat saya tertarik untuk menyaksikan misteri seperti apa yang akan dibongkar dalam film ini. Dibuka dengan kasus pembunuhan satu keluarga yang begitu janggal sampai penemuan mayat perempuan terkubur di ruang bawah tanah. Keluarga ini terbunuh dengan meninggalkan petunjuk-petunjuk yang sulit dipahami. Mereka tidak menunjukkan perlawanan, maupun tindak kekerasan yang mengantarkan pihak polisi kepada sang pelaku. Sebaliknya, setiap anggota keluarga yang menjadi korban terkesan untuk mencoba keluar dari rumah. Pihak polisi pun tidak menemukan tanda-tanda orang yang masuk ke dalam rumah, apalagi tanda-tanda upaya masuk secara paksa. Terlebih penemuan mayat perempuan yang terkubur dan terlihat awet di dalam tanah. Pihak polisi pun segera mengirimkan mayat perempuan tersebut ke rumah otopsi dan kremasi keluarga Tilden untuk mendapatkan informasi dari mayat perempuan tersebut.

Singkat cerita, Tony dan Austin pun melakukan otopsi terhadap mayat perempuan yang sementara disebut dengan Jane Doe. Namun, mereka pun menemukan berbagai kejanggalan sehingga menyulitkan mereka untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Jane.  

Awal yang menarik dan akhir yang payah!

Film ini memiliki pondasi yang kuat. Berbagai misteri pelik akan mayat Jane Doe mengundang rasa penasaran dan mengundang tanya setiap penonton. Sayang, pondasi cerita yang kokoh di awal ini harus dirubuhkan dengan berbagai hal mistis. Ya, saya hanya melihat judulnya saja yang membuat tanpa melihat trailernya terlebih dahulu, sehingga saya tidak tahu bahwa film ini hanya sekedar film horror biasa.

Tony dan Austin Tilden selalu melakukan dokumentasi video sebagai prosedur standar proses otopsi mereka

Setelah saya menikmati separuh film ini dengan berbagai misteri Jane Doe, tanda-tanda film horror mulai muncul. Dalam hati, saya berharap agar film ini konsisten menjaga konsep misterinya. Sayang, misteri tak terpecahkan pun sepertinya membuat sutradara pun ikutan bingung, lantas konsep misteri ini dialihkan ke konsep horror klenik agar berakhir lebih mudah. Anda akan merasakan pergeseran konsep misteri ke horror ini dengan jelas setelah durasi film berjalan separuhnya. Hal ini membuat The Autopsy of Jane Doe tidak memiliki konsistensi dan lemah dalam kualitas cerita. Setelah berpindah ke konsep horror, maka rasa penasaran kita pun sirna. Selanjutnya, bisa Anda tebak sendiri.  

Horror yang kurang berkelas!

Setelah film ini dimulai dengan misteri yang pelik, The Autopsy of Jane Doe berubah menjadi sebuah film horror mainstream. Tidak ada hal berbeda dari film ini dengan film horror pada umumnya, malah kita sudah terlalu bosan dengan alur film horror seperti yang disajikan film ini. kita bisa lihat jajaran film horror tahun 2016 yang menjadi perbincangan di awal tahun seperti The Conjuring 2, Don’t Breathe, The Witch, bahkan Munafik menampilkan segala ciri khas mereka yang membuatnya berbeda dengan film horror yang lain. Begitu pula film-film bergenre mistery, seperti 10 Cloverfield Lane, hingga Arrival pun tampil konsisten dengan apa yang mereka suguhkan. Namun, The Autopsy of Jane Doe melakukan dua kesalah fatal. Ia memiliki potensi mempersembahkan sebuah cerita mistery yang berbeda. Sayang, pondasi cerita yang dibangun dengan baik dan konsep dasar mistery yang diambil dari kegiatan otopsi seolah mengalami jalan buntu sampai ke jajaran kru film. Jika mistery dalam film ini dipecahkan dengan jawaban yang agak memaksa, maka itu lebih baik daripada merubah konsep yang membuatnya inkonsiten. Terlebih lagi, horror yang ditampilkan seolah untuk sekedar menjadi jawaban singkat dari mistery yang tak terpecahkan. Tak perlu banyak logika, hal mistis mampu menjawab segala hal yang tak masuk akal. That’s it!  

Rating :  

Story ----- 7,7 

Graphic ----- 8 

Sound and Music ----- 8 

Plot ----- 7,6

Amat sangat disayangkan dengan potensi awal yang terlihat berkelas dalam film ini. Meski akting dari para pemain hanya sekedar cukup, film ini akan tampil impresif jika tetap konsisten dengan pondasi cerita. Namun apa boleh buat, akan lebih buruk lagi jika mistery dalam film ini tidak terjawab dan tidak memiliki akhir yang pasti. Harus mencari perkakas lain untuk menebang pohon sebagai pengganti gergaji. Alangkah baiknya jika perkakas tersebut diganti dengan golok saja dari pada membakarnya hingga tumbang sendiri.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share